Advertisment Image

Benarkah kita sudah Muhammadiyah?

Kemudian tabligh Akbar ustadz Adi Hidayat Yang berbicara tentang alasan mengapa kita harus bangga jadi kader Muhammadiyah ? Karena sejatinya adalah :
“Diantara umat nabi yang mendudukan jalan hidupnya ikut petunjuk nabi secara real melalui cicit nabi shalallahu alaihi wa salam dialah KH Ahmad Dahlan.”

Kemudian beliau mencoba menguraikan kata Muhammadiyah dari segi bahasa Arab. Yang tersusun dari Muhammad,nisbah huruf ya’, dan ta sifat. Lalu menjelaskan nabi Isa dahulu menyebutkan nama Ahmad yang dimaksud adalah Nabi Muhammad kemudian perbedaan antara Hamid , Ahmad, Mahmud, dan Muhammad.

Bahwa nama Mahmud itu adalah nama yg memiliki karakter taat kepada Allah, sholat lima waktu, rajin berbagi, rajin membantu, toleransi sifatnya, suka menyatu kepada orang lain untuk melakukan kebaikan-kebaikan itu semua Mahmud. Tetapi dikumpulkan semua sifat sifat sosial ini yang memiliki tanda baik terhadap manusia, makhluk, nilai sosial tinggi, menjaga budaya dengan baik maka ia menjadi nama Muhammad. ( Bentuk sighoh muballaghoh dari Mahmud) maknanya akan menjadi tidak hanya taat kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya tetapi bisa dibuktikan cerminannya itu dengan dibuktikan dengan dimilikinya jiwa sosial yang sangat tinggi. Maka seorang kader Muhammadiyah sudah harus menjadi barang pasti untuk memiliki karakter jiwa dan kepekaan sosial yang sangat tinggi. Karena dengan itulah KH Ahmad Dahlan dengan etos Al Maun dan Al Asr nya lahirlah PKO, madrasah-madrasah, rumah sakit, panti asuhan,dsb yang terus dikembangkan sampai labih dari satu abad dan telah berdiri sekian ratus PTM yang lebih banyak dari PTN, ratusan rumah sakit, Puluh ribuan madrasah SD-SMA, dst dst.

Kemudian beliau mencoba menguraikan apa arti sesungguhnya Muktamar itu?
Mutamar dari itamara Masdar nya itimar dari kata ini muncul kata “umur”. Dalam Al Qur’an bukan umur tapi ajal yang disebut kan yang artinya durasi waktu ia hidup.
. وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
(Al A’raaf 7:34) : Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

“Kalau ajal adalah batas usianyaa , dan Umur itu lebih ke sifat. Dan makananya adalah : dengan amal perbuatan dan kebermanfaatan apa saja yang sudah dilakukan selama hidupnya itu. Maka kalau kamu ditanya : ‘heiii berapa umur mu?’ Seakan akan kalimat itu dititipkan oleh Allah kepada lisan yang menanya : berapa banyak manfaat yang telah engkau tampilkan di kehidupan?”

lanjut…hal 3

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *