Advertisment Image

Benarkah kita sudah Muhammadiyah?

oleh :
Faiz Albar Darmawan
Ketua majelis Hublu PCIM Mesir

Di awal niatnya hanya ingin menyimak dengan hidmat tausyiah dari Maulana Al Ustadz Dr.H Adi Hidayat LC., MA saja, karena rangkaian acaranya yang mencapai tiga jam lamanya, dan acara yang lain saya skip-skip, tapi rupanya dari pidato sambutan ketua penerima muktamar pak Prof Dr Sofyan Anif yang menyampaikan rangkaian-rangkaian acara muktamar ternyata memang menarik. “penggembira muktamar nanti kita prediksikan sekitar tiga juta orang, dan ini sangat menggembirakan dan menjadi sangat strategis untuk mendongkrak perekonomian warga Muhammadiyah di Solo, dan seluruh warga Muhammadiyah dari seluruh Indonesia yang hadir bahkan mendongkrak perekonomian negara karena kita meminta tambahan transportasi kapal dan pesawat kepada pak Erik Tohir.”

Kemudian dilanjutkan dengan acara penggalangan dana kemanusiaan yang dilakukan oleh Lazimu dalam program membantu daerah pedalaman-pedalaman di Indonesia. Sama sekali tak saya kira dan saya duga yang terjadi di acara itu. Membuat saya merinding, menggenang di pelupuk mata dan terpaksa tumpah air mata tatkala, mbak dari Lazismu Pusat bertanya dari hadirin siapa yang mau berinfak beserta sebutkan nominalnya, tiba-tiba ustadz Adi Hidayat dengan cepat mengacungkan tangan. “Maa Syaa Allah .. yaa ustadz Adi Hidayat mau infaq berapa?” Tanya mbaknya “saya in syaa Allah infaq 100 juta” Seketika bergemuruh dengan tepuk tangan seluruh peserta tabligh Akbar yang lebih dari 15 ribu warga Muhammadiyah di Auditorium termegah di seluruh PTM se-Indonesia itu.

Kemudian masih berlanjut kepada bapak-bapak PP Muhammadiyah, seperti pak Rektor UMS pak Sofyan Anif 25 juta, pak Taufiqurrahman 5 juta, Marpuji Ali 7,5 juta, pak Abdul Mu’ti 10 juta, pak ketua Lazismu solo 40 juta dstnya sampai kepada seluruh warga Muhammadiyah.

Kemudian saya merenung apakah dengan cara terang-terangan infaq seperti ini di benarkan? Seketika teringat Ayat
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
(Al Baqarah 2:274) : Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Ternyata memang dibenarkan dan tetap mendapatkan pahala di sisi Allah sebagaimana yang infaq dengan sirr (tanpa ditahu orang lain). Bahkan menurut pandangan saya, dalam keadaan itu lebih afdhol karena dengan terang-terangan akan memotivasi warga Muhammadiyah yang lain untuk fastabiqul Khoirot dalam berinfaq fii Sabilillahnya.
Wallahu alam..

lanjut…hal 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *