Advertisment Image

Kita Merindukan Hadirnya GBHN

Pelita V

Dilaksanakan 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8% per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.

Pelita VI

Dilaksanakan 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan, peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini, terjadi krisis moneter yang melanda kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.

Sekarang ketika GBHN tidak dipakai lagi, kita seolah tidak punya arah kesinambungan membangun bangsa, daerah, negara ini secara keseluruhan, maka ketika istilah siapa yang paling berkuasa atas pembangunan di negeri ini, kita sering salah jawab sehingga terkesan pejabat lah yang paling berkuasa ketimbang rakyatnya padahal sesungguhnya rakyatlah yang paling berkuasa dan berdaulat di negeri ini bukan pejabat pemerintah yang posisi sesungguhnya hanyalah di tugaskan sebagai konsultan dan pemborong pesanan rakyat.

Hingga didapati ketika seluruh daerah tidak memiliki Garis Garis Besan Haluan Daerah (GBHD) pola pembangunannya sangat sporadis zig-zag dan sangat tak beraturan. Mestinya kKetika GBHD ada, Pilkada digelar adalah dalam rangka mencari konsultan (DPRD) dan pemborong (Kepala daerah)  yang  kompeten menjawab order rakyat tersebut, pun demikian ketika negara ini tanpa GBHN.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *