Advertisment Image

Sopir Angkutan BB Bakal Duduki Kantor Gubernur

Tuntut Penyesuaian Tarif Angkutan
Reporter/foto: Dedi HP
www.tras.id – Belum adanya kesepakatan antara sopir angkutan batu bara, pihak tambang dan pemerintah soal satuan harga angkut dalam beberapa kali mediasi membuat sedikitnya 550 sopir angkutan batu bara yang tergabung dalam Koperasi Masyarakat Rafflesia Mandiri Perkasa bakal menggelar aksi mogok angkut dan berkumpul di kantor Gubernur Bengkulu.
“Mediasi sudah beberapa kali dilakukan, namun belum juga ada titik kesepakatan. Kami hanya meminta biaya angkutan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sebagaimana diatur dalam Peraturan Dirjen Mineral dan Batu Bara Nomor 644.K/30/DJB/2013,” ungkap juru bicara Koperasi Masyarakat Rafflesia Mandiri Perkasa, Riki Damanik dalam konferensi pers yang digelar pada Sabtu (10/10/2020).
Riki menambahkan aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap sikap Pemprov yang tak kunjung memberi keputusan, sehingga tidak sedikit keluarga sopir angkutan batu bara terdampak secara ekonomi, terlebih di masa Pandemi seperti saat ini.
“Saat ini tarif angkutan hanya bekisar Rp 800 per ton per Km. Nah kami meminta tarif disesuaikan dengan peraturan yakni bekisar Rp 1000 per ton per Km. Kawan kawan sopir angkutan kecewa karena Pemprov tidak juga kunjung menuntaskan masalah ini, sebab itu kami akan gelar aksi mogok angkut, parkir truk ke kantor gubernur dan menutup tambang,” ungkap Riki.
Hal yang sama juga disampaikan pengurus lainnya, Zakaria. Hal lain yang mereka sampaikan nantinya yakni meminta Pemprov serius melakukan penertiban tonase dan penertiban angkutan batu bara yang menggunakan Nopol luar Bengkulu. Selain itu meminta gubernur mengatur regulasi angkutan sehingga tidak dimonopoli oleh vendor tertentu.
“Saat ini banyak sekali angkutan Nopol luar, imbasnya tentu terpengaruh pada kawan-kawan yang memiliki Nopol Bengkulu. Kemudian juga jalan jalur angkutan banyak hancur karena tonase yang berlebihan. Nah kami minta ini ditertibkan,” ujar Zakaria.
Direncanakan sebelum menggeruduk kantor gubernur 550 sopir angkutan batu bara akan berkumpul di simpang Pasar Pedati, kemudian menuju kantor gubernur untuk menyampaikan aspirasi mereka. Selanjutnya bila tak juga ada titik temu maka mereka akan bermalam dan memenuhi kantor gubernur dengan truk batu bara, dan beberapa sopir angkutan batu bara lainnya akan bergerak menuju tambang dan melakukan aksi mogok angkut dan menyegel tambang batu bara.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *