Advertisment Image

Dijual Rp 25 Ribu, Warga Seberang Musi Minta Operasi Pasar

Gas melon di Kecamatan Seberang Musi dijual cukup tinggi, warga minta Pemkab bisa menormalkan harga. (foto: Agustian/tras)
Reporter: Agustian
Editor: Dedi HP
KEPAHIANG, tras.id – Mahal dan sulitnya mendapatkan gas melon atau ukuran 3 Kg menjadi kekawatiran warga. Sebab itu, tokoh masyarakat Kecamatan Seberang Musi, Dorman meminta Disperindag melakukan operasi pasar dan pemantauan keberadaan gas tersebut di pangkalan atau agen yang ada di kecamatan itu.
Hilangnya gas dari pasar tidak hanya berimbas pada kembalinya rumah tangga menggunakan kayu bakar, namun juga bengkaknya uang kebutuhan rumah tangga karena kalaupun ada, harga gas melon sudah melambung tinggi.
“Kami juga heran kok gas 3 kg sering sekali putus, bahkan kami pernah mencari hingga ke pasar Kepahiang, anehnya lagi harga normalnya Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu begitu langka langsung naik jadi Rp 25 ribu, bahkan ada yang Rp 30 Ribu,” ujar Dorman.
Dia menambahkan sulitnya mendapatkan gas itu cukup membuat warga terganggu, sebab warga tak ada lagi pilihan, karena minyak tanah sudah tidak ada lagi. Kalaupun terdesak warga kembali menggunakan kayu bakar. Dirinya juga kawatir kelangkaan tersebut berlangsung lama.
“Kalau yang tabung besar banyak, tapi yang tabung melon hilang, ada beberapa di warung namun sudah mahal. Saya  mencurigai adanya permainan pasar. Kok bisa-bisanya gas untuk rakyat miskin  ini hilang di pasaran. Maka pemerintah harus Sidak dan memberikan sanksi pada pangkalan yang nakal,” ujarnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *