Advertisment Image

Minyak Kelapa Sawit sebagai Bahan Bakar Pesawat

Di sisi lain, Presiden Airbus Asia-Pacific, Anand Stanley, mengungkapkan komitmen perusahaan penerbangan tersebut dalam mengurangi konsumsi bahan bakar sebesar 80% dalam 50 tahun terakhir. Airbus juga berusaha untuk mengurangi jejak karbon secara keseluruhan, tidak hanya terbatas pada hasil pembakaran bahan bakar di udara, tetapi juga dalam seluruh siklus produksi bahan bakar tersebut. Anand Stanley mengungkapkan pandangannya ini juga dalam acara Indonesia Sustainability Forum (ISF).

Namun, Airbus dan perusahaan penerbangan lainnya menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan penerbangan ramah lingkungan. Salah satu masalahnya adalah ketersediaan bahan bakar penerbangan yang ramah lingkungan yang masih sangat terbatas. Meskipun demikian, Anand Stanley menyatakan bahwa pada tahun 2030, mereka berharap seluruh penerbangan dapat menggunakan bahan bakar ramah lingkungan secara penuh.

Saat ini, pesawat generasi terbaru yang diproduksi oleh Airbus sudah menggunakan campuran 50% sustainable aviation fuels (SAF) dan 50% bahan bakar konvensional. Selain itu, Airbus juga tengah mengembangkan pesawat yang dapat menggunakan bahan bakar hidrogen maupun bahan bakar sintetis sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Dalam rangka mencapai tujuan ini, kerja sama antara produsen bahan bakar nabati seperti Sinar Mas dan produsen pesawat seperti Airbus dapat menjadi langkah positif dalam mendukung transformasi industri penerbangan menuju keberlanjutan. Dengan menggunakan minyak kelapa sawit yang diproses dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan, pesawat-pesawat masa depan dapat menjadi lebih bersih dan lebih efisien dalam hal konsumsi energi, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

lanjut hal…3

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *