Reporter: Dedi HP
Foto: Pemdes Renah Lebar
www.tras.id – Sebagai upaya menggali potensi desa di bidang pertanian, sekaligus meningkatkan aksesibilitas para petani pada sumber-sumber daya terkait sektor pertanian, membuat Pemerintah Desa Renah Lebar menggelar pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Kepala Desa Renah Lebar, Sisan menjelaskan pelatihan tersebut bertujuan membuka wawasan para petani, tidak hanya pada sektor pengolahan tanaman, namun juga pada pemanfaatan hasil pertanian serta membuka akses informasi bagi para petani di desa tersebut.
“Renah Lebar mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sawit dan karet, adanya pelatihan ini, kami ingin membuka wawasan para petani bahwa pengolahan lahan dan perlakuan yang tepat terhadap tanaman bisa meningkatkan hasil produksi yang luar biasa,” jelas Sisan.
Dia menambahkan pelatihan itu juga memberikan ruang bagi petani mendapatkan informasi seputar sumber bantuan alat pertanian dan alat peningkatan produksi. Dengan demikian, diharapkan petani desa itu bisa mandiri dalam mengakses alat produksi.
“Selama ini petani kita terkesan menunggu, sehingga informasi dan alat produksi kita lamban didapat. Nah dengan pelatihan tersebut maka petani kita mendapatkan ruang dialog dengan para narasumber dalam mengakses informasi alat produksi,” ujarnya.
Sementara itu Sekdes Renah Lebar, Irsan Rodi mengungkapkan pelatihan yang digelar 19 Desember itu juga membahas peluang pasar dan pengolahan tebu telur yang menjadi sumber pendapatan warga selain karet dan sawit. Dengan demikian masyarakat petani tak lagi hanya bergantung pada sawit dan karet saja, namun juga bisa mendapatkan penghasilan alternatif dari pengolahan tebu telur yang menjadi komoditi yang melimpah di desa itu.
“Masyarakat kami mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat dari pelatihan ini, tidak hanya pengetahuan baru seputar pemanfaatan pelepah sawit sebagai bahan pupuk dan peluang tebu telur, namun kami juga mendapatkan informasi terkait adanya bantuan alat pertanian di dinas,” ujar Irsan Todi.
Tenaga Ahli (TA) desa yang juga narasumber kegiatan tersebut, Taufik Nurwawi, SP menjelaskan dengan adanya pengolahan hasil pertanian maka masyarakat tidak hanya bisa menjual langsung hasil pertaniannya, namun bisa diolah menjadi produk olahan pertanian yang memiliki nilai lebih dan bisa dipasarkan melalui BUMDes. Taufik juga mengatakan masyarakat harus lebih cermat membaca peluang, salah satunya memanfaatkan lahan pekarangan sebagai tambahan penghasilan dan ketahanan pangan.
“Kami tenaga ahli akan membantu dan memfasilitasi masyarakat mengenal dan menggali potensi desa sehingga bisa memacu kesejahteraan masyarakat. Selain itu, perangkat desa kami harapkan juga dapat mengalokasikan pengembangan teknologi desa melalui dana desa (DD), jadi DD tidak hanya seputar fisik saja namun juga harus menyentuh sektor non fisik yang dapat menjadi alat percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.(*)