Reporter: Ersan Rahmatullah
Editor: Dedi HP
www.tras.id- Warga Kecamatan Ilir Talo, Seluma mulai membudidayakan Porang sebagai tanaman bernilai ekonomis tinggi. Tak hanya umbi sebagai komoditas utamanya, namun buah Porang atau sering disebut katak juga memilikinya nilai ekonomi sebagai tambahan penghasilan dari budidaya tanaman ini.
Di Ilir Talo, umbi Porang basah dihargai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram, sedangkan katak yang siap dijadikan bibit dibandrol Rp 2 ribu per buah.
Pembudidaya Porang di Mekarsari, Rohmat mengungkapkan awalnya ia hanya coba-coba setelah mendapatkan informasi Porang lewat berita televisi. Ia mulai menanam di sela-sela pohon sawit di kebunnya. Alhasil, Porang tumbuh subur dan memiliki umbi dan pasar yang bagus, sehingga membuat dirinya mulai menseriusi membudidayakan Porang.
“Saya mulai menseriusi Porang sejak 4 bulan terakhir. Sekarang sudah ada yang berumur 4 bulan dan ada juga yang umur 2 bulan. Jadi Porang ini kita bisa 2 kali panen, yakni panen umbi dan panen katak,” ujarnya.
Dia menambahkan beberapa rekannya di desa tetangga juga mulai membudidayakan Porang. Bahkan ada yang membuka lahan baru untuk budidaya Porang. Hal ini karena permintaan Porang masih tinggi, sedangkan pasokannya dan pembudidaya Porang masih sedikit.
“Di Rawa Indah, kawan-kawan membuat kebun khusus Porang. Jadi mereka tidak menanam di sela-sela tanaman sawit atau karet,” ungkap Rohmat.
Permintaan Porang dijelaskan Rohmat banyak dari Lampung, sedangkan untuk Katak permintaan datang dari lokal Seluma, bahkan juga ada dari Mukomuko, Bengkulu Tengah dan Kepahiang.
“Kalau katak yang beli selain warga sekitar sini (Seluma) juga ada dari luar. Seperti di Benteng ada yang pesan katak untuk tanam Porang juga” ujarnya.(*)