Reporter/foto: Tim BNN
Editor : Dedi HP
www.tras.id – PBB mempercayai BNN RI menjadi sponsor utama program baru PBB, hal itu terungkap dalam pertemuan ke 63 CND PBB di Vienna Austria. Kepercayaan PBB pada Indonesia tersebut merupakan wujud standar dan komitmen tinggi dalam pelaksanaan terapi dan rehabilitasi berbasis bukti bagi orang dengan masalah penggunaan narkotika, serta sebagai bagian dari implementasi visi dan misi BNN RI dalam Pencegahan, Penanggulangan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
Heru Winarko sebagai Kepala BNN RI pada kesempatan tersebut hadir mewakili pemerintah Indonesia dan didaulat membuka acara dan memberikan kata sambutan. Acara tersebut di moderatori oleh Dr. Riza Sarasvita (Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah BNN RI ), dan beberapa Panelis yang hadir sebagai pembicara yaitu Direktur Bagian Pencegahan dan Terapi UNODC, Dr. Gilberto Gerra, Ms. Anja Busse dari UNODC, Dr. Caecilia Essau dari Roehampton University, UK. Mr. Eno Hideo. Direktur Kontra Narkotika Kemenkes Jepang dan Dr. Vladimir Poznyak yang mewakili WHO.
Ka BNN RI, Heru Winarko menyampaikan bahwa keluarga dan komunitas berperan besar dalam proses pemulihan masalah penyalahgunaan atau ketergantungan narkotika, terutama yang dialami oleh pengguna usia remaja. Lebih lanjut dia menyambut baik penyelenggaraan uji coba Protokol Treatnet Family Intervention (TFI), di Jakarta pada tahun 2019 yang berjalan sangat sukses. “Hal ini sejalan dengan kebijakan BNN untuk lebih meningkatkan peran komunitas dalam membantu proses pemulihan bagi mereka yang memiliki masalah ketergantungan narkotika,” ungkap Heru.
Perwakilan UNODC, Anja Busse menyampaikan latar belakang pengembangan modul Treatnet Family Intervention (TFI) dan protokol penelitian kelayakannya dan dipilihnya Indonesia menjadi negara pertama dilaksanakannya uji coba modul tersebut. “Kami percaya pada Indonesia, sebab hubungan baik yang sudah terjalin sejak lama, respons positif dari pihak Indonesia dalam menerima suatu program inovatif, serta sumber daya manusia yang mumpuni akan menjadikan program ini berhasil,” jelasnya.
Dr. Caecilia Essau dari Roehampton University, UK. Selaku konsultan atas pengembangan protokol penelitian , dimana yang bersangkutan berama-sama dengan para fasilitator klinis yang telah terlatih dan tim peneliti melakukan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan kebiasaan dan kultur yang berlaku secara kontekstual pada wilayah masing-masing. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Jakarta Utara dan Jakarta Timur, melibatkan penerima layanan klinik BNNK dan penerima layanan rehabilitasi terhadap komponen masyarakat di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Pembicara lain, Eno Hideko mewakili Pemerintah Jepang menanggapi positif hasil penelitian yang di paparkan oleh Dr Caecilia Essau tersebut. Pemerintah Jepang juga berkomitmen untuk mendukung terus pelaksanaan TFI ini dan Vladimir Poznyak dari WHO menyatakan WHO akan tetap memberikan masukan teknis klinis dalam penerapan TFI di masa yang akan datang.
Seluruh hadirin perwakilan berbagai negara sangat intens dalam mendengarkan seluruh paparan dan hasil penelitian serta memberikan apresiasi yang tinggi pelaksanaan penelitian tersebut.(*)