Kepala DP2KBP3A saat mengikuti Rakornas pencegahan stunting. (foto: dok)
Reporter: Agustian
Editor: Dedi HP
KEPAHIANG, tras.id – DP2KBP3A tahun ini masih fokus dalam penanganan stunting, pasalnya tahun lalu angka kasus stunting naik menjadi 24,9% dari sebelumnya 22,9%. Dari indentifikasi yang dilakukan, salah satu faktor tersebut adalah pernikahan dini pasangan pengantin dan minimnya pengetahuan orang tua tentang komposisi asupan makanan bergizi dan sehat.
Stunting selain berpengaruh terhadap tumbuh kembang fisik sang anak, juga berakibat pada perkembangan mental sang buah hati. Untuk itu, masalah stunting masih menjadi perhatian serius DP2KBP3A.
“Kami akan massifkan sosialisasi mengenai pencegahan stunting. Apalagi ini nantinya akan berkaitan dengan kondisi masyarakat Kepahiang dan generasi penerus yang akan datang,” ungkap Kepala DP2KBP3A, Linda Rospita.
Ia menjelaskan stunting dapat disebabkan karena kekurangan gizi pada asupan makan si buah hati. Menurutnya, komposisi makanan haruslah seimbang berkaitan dengan kadar karbohidrat, mineral, protein dan vitamin yang terkandung dalam makanan. Komposisi yang tak seimbang dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi dalam waktu lama.
“Kekurangan asupan gizi dapat menyebabkan anak mengalami gizi buruk dan berujung pada stunting. Untuk itu, penting memperhatikan kandungan makanan yang diberikan. Protein tidak selalu daging, bisa berbentuk protein nabati seperti terdapat pada kacang-kacangan atau tempe,” jelasnya.
Faktor lainnya adalah masa hamil dan laktasi yang kurang asupan. Linda menjelaskan, sejak masa kehamilan hendaknya memperhatikan kandungan nutrisi yang dimakan, pun begitu saat masa menyusui.
“Ini berkaitan dengan pengetahuan dan akses terhadap makanan bergizi. Sebab itu, edukasi berkaitan dengan masa kehamilan dan laktasi sangat penting,” ulasnya.
Selain itu, kebersihan lingkungan juga turut berpengaruh. Sebab itu, sanitasi dan drainase di lingkungan tempat tinggal juga mesti diperhatikan.
Dalam waktu dekat, Linda menuturkan pihaknya juga akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan OPD lainnya untuk menangkal dan menurunkan angka stunting di Kepahiang. (*/adv)