Reporter/foto: Dedi HP
Editor: Dedi HP
www.tras.id – Pasca terbentuk Jaringan Panca Mandala (JPM) Fatmawati pada Selasa (16/11/2021) yang beranggotakan perwakilan dari Ormas, organisasi pengusaha, OKP, media massa, organisasi adat dan organisasi perempuan maka Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) pada Rabu (17/11/2021) menggelar FGD dengan tujuan menggali nilai luhur Pancasila sekaligus mengindentifikasi ancaman-ancaman intoleransi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Para peserta terlibat aktif dalam berbagai sesi diskusi yang dipimpin oleh fasilitator dari Universitas Indonesia. Mulai dari mengidentifikasi hal-hal atau peristiwa yang pernah terjadi di Provinsi Bengkulu yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila dalam setiap silanya, hingga peserta juga diajak mengenali potensi aset yang ada di masyarakat Provinsi Bengkulu sebagai modal dasar penguatan nilai-nilai Pancasila. Para peserta juga dikenalkan pada dua metode pendekatan dalam mengidentifikasi dan merumuskan rencana aksi tindak lanjut program yang nantinya akan digulirkan pada setiap komunitas peserta.
Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama BPIP, Elfrida Herawati Siregar menjelaskan usai mengikuti FGD dan pembekalan oleh fasilitator diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan pada komunitas dan jejaring yang ada, sehingga nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi warga negara Indonesia makin membumi.
“Para peserta adalah orang yang terpilih, terdiri dari berbagai unsur, ada dari organisasi guru, media massa, Ormas, OKP, organisasi perempuan, organisasi pengusaha dan LSM. Semua unsur ini kami harapkan dapat berkolaborasi membumikan Pancasila di Provinsi Bengkulu ini,” ungkap Elfrida.
Sementara itu, sekretaris PWI Provinsi Bengkulu yang juga hadir sebagai peserta dalam FGD tersebut, Dedi Hardiansyah Putra mengungkapkan FGD tersebut sangat bermanfaat bagi para peserta sebagai bekal dan bahan dalam membumikan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat dan komunitasnya. Ia juga menjelaskan sosialisasi nilai luhur Pancasila sebagai ideologi mesti terus dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Apalagi Pancasila sudah teruji dan terbukti mampu menjawab tantangan setiap zaman.
“Pancasila harus dipegang teguh dan terus disosialisasikan pada masyarakat terlebih di masa kemajuan teknologi informasi dan maraknya perang asimetris dewasa ini. Pancasila mampu menyatukan ribuan suku bangsa, perbedaan agama, adat dan budaya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebab itu Pancasila harus terus disosialisasikan dengan metode-metode atraktif dan menyenangkan. Dengan bekal materi dari fasilitator tadi maka para peserta FGD dapat mensosialisasikan Pancasila dengan metode pendekatan partisipatif yang dapat mengeksplorasi aset dasar yang ada di masyarakat,” ungkapnya.(*)