Saat pendudukan Jepang di Indonesia, tepat 27 September 1945, PTT berubah nama menjadi PTT Republik Indonesia. Pada tahun 1961, melalui PP Nomor 240/1961 PT Pos resmi menjadi perusahaan negara dengan nama Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
“Kemudian Tahun 1965, PN Postel pemerintah membagi menjadi 2 perusahaan, yakni Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Giro) dan PN Telekomunikasi,” kata Rodi.
Untuk menambah jangkauan pelayanan, maka tahun 1978 PN Pos dan Giro berubah nama menjadi Perum Pos dan Giro. Tahun 1995, pemerintah kembali melakukan perubahan nama melalui PP nomor 5/1995, sehingga menjadi PT Pos Indonesia.
“Perubahan nama menjadi PT Pos Indonesia untuk memberikan fleksibelitas pada perusahaan agar mampu beradaptasi pada perubahan zaman, dan semakin berkualitas dalam pelayanan pada masyarakat,” ujar Rodi.
Kantor Pos Pertama di Bengkulu
Kantor Pos di Bengkulu, pertama kali berdiri di kawasan Kampung Cina yang berhadapan dengan tugu Thomas Parr. Awalnya bangunan ini merupakan kediaman pejabat kolonial Inggris. Gedung dengan corak Eropa itu, dibangun tahun 1817. Setelah pendudukan Jepang, bangunan tersebut berfungsi sebagai kantor pos pertama di Bengkulu.
Konon, bendera merah putih pertama kali berkibar di halaman kantor pos tersebut sejak Indonesia menyatakan diri merdeka.
“Saat ini bangunan kantor pos itu sudah menjadi cagar budaya. Ada beberapa opsi kembali memfungsikan kantor pos tersebut sebagai sejarah perjalanan kantor pos di Bengkulu dengan konsep sesuai era saat ini,” ujar Rodi.(*)