Advertisment Image

Trik Mudah Bangun Portofolio Saham

Kemampuan membangun portofolio yang baik adalah kunci sukses investasi.
(foto: Anna Nekrashevich/Pexels) 

Reporter: Doni P
Editor: Herwan Saleh

tras.id, BENGKULU – Qoute “jangan menaruh telur pada keranjang yang sama” adalah kalimat bijak sebagai panduan dalam dunia investasi, khususnya saham. Lalu bagaimana cara membangun portofolio saham agar tujuan investasi bisa segera tercapai?

Direktur Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (GIBEI) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Dedi Hardiansyah Putra membagikan trik sederhana dalam membangun portofolio saham.

“Ada beberapa trik. Namun yang utama adalah tentukan terlebih dulu tujuan dari investasi. Apa yang menjadi target dan berapa lama ingin mencapai target tersebut, jangka pendek atau jangka panjang,” jelas Dedi.

Selanjutnya, mengenali diri sendiri. Artinya seberapa besar kemampuan menanggung risiko dari investasi. Ada beberapa jenis profil risiko, seperti konservatif, moderat dan agrefif. Dengan mengenal diri sendiri maka dapat mencegah potensi kerugian . Banyak alat bantu yang tersedia secara online untuk mengetahui profil risiko kita.

“Jika kamu tipe agresif maka investasi pada saham sangat cocok, namun jika kamu adalah investor yang tak siap dengan kerugian cukup besar maka lebih baik memilih instrumen investasi selain saham, atau investasi dengan risiko yang rendah,” ujarnya.

Baca Juga: Mengenal Saham Syariah

Setelah menentukan tujuan dan mengetahui profil risiko, selanjutnya adalah memilih instrumen investasi. Dedi menyarankan bagi pemula, dapat memulai membangun portofolio dari saham blue chip. Perusahaan yang memiliki fundamental yang bagus dan tumbuh dengan kinerja baik.

Saat ini di bursa banyak tersedia saringan untuk memilih saham-saham blue chip. Bahkan beberapa indeks juga telah memilihkan perusahaan dengan kinerja bagus, seperti Indeks 30 atau IDX30, LQ45, Kompas 100 dan sebagainya.

“Untuk pemula sebaiknya mulai dari saham-saham blue chip yang ada di IDX30 atau 30 saham yang memiliki tingkat liquiditas tinggi dan dengan performa kapitasi pasar yang prima dan fundamental perusahaan yang kuat,” jelas Dedi.

Kemudian, melakukan diversifikasi saham. Menurut Dedi, sebaiknya portofolio saham terdiri dari beberapa emiten dan sektor. Ini untuk mencegah terjadinya kerugian cukup dalam ketika ada emiten yang mengalami penurunan harga saham. Dengan diversifikasi maka kerugian bisa dicegah.

“Sama seperti menyimpan telur, maka jangan meletakkan dalam satu keranjang. Nah saham juga seperti itu.  Dengan menempatkan ke beberapa emiten dan sektor, maka kita dapat mengoptimalkan keuntungan sesuai tujuan investasi kita,” ulasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *