Advertisment Image

Mau Mahir Cek Fakta? Yuk Daftar Intermediate Fact Checking

Editor: Dedi HP

BENGKULU, tras.id – Mau mahir dalam mengungkap fakta? yuk ikut pelatihan Intermediate Fact Checking yang digagas Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia kolaborasi dengan Google News Initiative. Pelatihan yang digelar pada 23-24 Maret ini juga terbuka bagi jurnalis di Provinsi Bengkulu.

Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina mengatakan pelatihan itu menyediakan sarana bagi jurnalis dalam memahami materi cek fakta, memerangi mis-disinformasi, serta mendorong jurnalis membuat konten debunking atau cekfakta di newsroom.

Menurutnya di era globalisasi informasi, industri media dan jurnalistik menghadapi dinamika yang sangat kompleks dan cepat. Transformasi ini memberikan dampak signifikan pada cara masyarakat menerima dan menyebarkan berita.

Di tingkat lokal, kata Yunike, jurnalis memegang peran sentral sebagai penjaga kebenaran, penyampai informasi yang akurat, dan penjembatan antara masyarakat dengan realitas sekitarnya. Meskipun demikian, mereka juga berhadapan dengan berbagai tantangan, terutama dalam konteks penyebaran mis-disinformasi.

“Jurnalis di daerah yang sering kali bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan dalam konteks yang beragam, menjadi semakin rentan terhadap dampak negatif dari penyebaran informasi palsu,” ujarnya.

Jurnalis di daerah memiliki posisi unik dalam menyajikan berita. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika lokal, masyarakat, dan peristiwa yang terjadi. Namun, mereka juga menghadapi tekanan untuk memberikan liputan yang cepat, terutama dalam konteks berita lokal yang seringkali terabaikan media nasional. Untuk itu, meningkatkan keterampilan jurnalis di daerah dalam melakukan fact checking menjadi suatu kebutuhan mendesak guna memastikan bahwa informasi yang  adalah akurat dan terpercaya.

Dalam konteks ini, terang Yunike, pelatiham Intermediate Fact Checking Training bagi jurnalis di daerah menjadi langkah yang strategis dan mendesak untuk meningkatkan kapasitas jurnalistik lokal dalam menghadapi dinamika informasi digital yang berkembang pesat.

”Pelatihan ini bertujuan membentuk garda terdepan yang tangguh dalam melawan mis-disinformasi, menjaga kualitas berita, dan memperkuat hubungan antara media lokal dengan masyarakatnya,” kata Yunike.

Intermediate Fact Checking Training, lanjut Yunike, merupakan salah satu teknik verifikasi mendalam sebagai tindakan memerangi menyebarnya informasi tidak benar.

”Untuk itu, pada tahun ini AJI Indonesia berkolaborasi dengan Google News Initiative menyelenggarakan Intermediate Fact Checking Training di 5 AJI Kota di Indonesia,” jelas Yunike.

Cara Mendaftar

Sementara itu, Organizer Intermediate Fact Checking Training-AJI Bengkulu, Beta Misutra menjelaskan sebelum mengikuti kegiatan peserta wajib mengikuti pelatihan awal di LMS cek fakta. Calon peserta juga wajib melampirkan e-sertifikat dari LMS cekfakta secara online.

Dari AJI Bengkulu, sambung Beta, akan menseleksi sebanyak 25 peserta. Namun untuk jurnalis dari luar Kota Bengkulu, panitia tidak menyediakan tempat penginapan.

Bagi calon peserta bisa mendaftar hingga Jumat 15 Maret 2024 via link https://bit.ly/IntermediateFactCheckingTrainingAJIBengkulu

”Peserta dalam pelatihan ini terbatas. Peserta terpilih harus membawa laptop untuk menunjang proses pelatihan full day selama 2 hari,” sampai Beta.(*)

sumber: Rilis AJI Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *