Reporter: Andreas
Editor: Herwan Saleh
BENGKULU. tras.id – Laju gagah IHSG menguat 0,92% pada penutupan pasar bursa pekan ini mendapat dukungan faktor ekspektasi pada suku bunga acuan Amerika, laju inflasi yang sesuai, ekspansi manufaktur Indonesia dan faktor adanya revisi dari Bank Dunia terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada pekan lalu, IHSG berada pada level 6.633,26 dan pada pekan ini mencapai 6.687 atau menguat 0,92%.
Melansir IPOTNews, Senior Investment Information, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta menjelaskan sinyal ketua The Ged Jerome Powell memberikan isyarat bahwa bank sentral kemungkinan menghentikan siklus kenaikan.
“Faktor kedua adalah data inflasi Indonesia Mei 2023 yang sudah kembali masuk ke kisaran target inflasi Bank Indonesia. Ini direspon positif oleh pasar,” jelas Nafan dikutip dari Ipotnews.
Selanjutnya data BPS yang menunjukan data infkalasi menurun turut mengkerek nilai IHSG selama sepekan. Inflasi itu memberikan gambaran konsistensi aksi pemerintah mengendalikan inflasi.
Faktor ketiga adalah sektor manufaktur Indonesia konsisten mengalami ekspansi dalam 21 bulan berturut-turut pada Mei 2023 yaitu di level 50,3. Aktivitas manufaktur yang meningkat terutama didorong oleh naiknya aktivitas produksi serta aktivitas pembelian input.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan peningkatan sektor manufaktur tercermin pada tingkat penyerapan tenaga kerja bulan Mei yang merupakan capaian terbaik selama 6 bulan terakhir di level 50,6. “Data ini direspon positif oleh investor,” ujar Nafan.
Selanjutnya, revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia ikut membuat IHSG semakin kuat.(*)