Perhatian Sebelum Investasi
Untuk menghindari salah dalam berinvestasi, ia membagi tips bagi pegawai kantoran, yakni:
1. Identifikasi Profil Resiko dan Tujuan
Sebelum masuk ke instrumen investasi, Dedi menyarankan untuk mengenali pribadi kita masuk dalam kategori atau tipe apa saat berinvestasi. Selain itu, kita juga penting merumuskan tujuan berinvestasi. Hal ini untuk menjaga psikologis dan pilihan instrumen tepat saat berinvestasi.
“Pahami dulu, kamu masuk dalam kategori apa? konservatif, moderat, agresif atau sleeping investor. Bila kamu konservatif maka bisa masuk di reksa dana pasar uang, bila moderat maka bisa masuk ke reksa dana pendapatan tetap atau campuran. Bila kamu tipe agresif maka bisa masuk ke saham, dan jika kamu ada di tipe sleeping investor maka bisa masuk pada investasi saham-saham blue chip,” jelasnya.
2. Cek Legalitas
Dewasa ini banyak sekali tawaran platform berinvestasi, ada yang menawarkan keuntungan instan, bahkan ada yang menawarkan bagi hasil dalam persentase yang fantastis. Dedi menyarankan agar tak tergiur dengan iming-iming seperti itu. Ia justru menyarankan agar mengecek dan memastikan legalitas dan perizinan penyelenggaraan investasi.
“Legalitas penting untuk keamanan dana investasi mu, pastikan perusahaan dan produk yang ditawarkan memiliki legalitas resmi dari otoritas,” jelasnya.
3. Pahami Cara Kerjanya
Memahami cara kerja instrumen investasi yang dipilih, akan menambah keyakinan kita pada produk investasi untuk mencapai tujuan dari investasi.
“Kita harus paham, bagaimana produk itu bisa membantu kita mencapai tujuan masa depan,” ujarnya.
4. Jangan Menunda Investasi
Waktu yang tepat berinvestasi adalah saat ini. Dedi menuturkan bila menunda maka investasi yang telah direncanakan dapat buyar, sehingga tujuan berinvestasi tidak pernah akan terwujud.
5. Disiplin Investasi
Selanjutnya adalah konsisten atau disiplin berinvestasi. Bila rutin berinvestasi maka pertumbuhannya pun akan lebih cepat. (*)