Advertisment Image

Trik Sederhana Baca Laporan Keuangan Emiten

Keenam, saldo laba yang positif. Dalam laporan keuangan di bagian ekuitas, terdapat indikator modal disetor dan nilai tambahan modal disetor. Selain itu, terdapat nilai laba perusahaan. Nilai laba di sini harus tercatat positif, artinya jika dijumlahkan nilainya harus lebih besar daripada total modal yang disetor, mengindikasikan perusahaan tumbuh dengan baik.

“Apabila saldo laba tercatat minus menunjukkan perusahaan tersebut tumbuh secara negatif di masa lalu. Akan tetapi, apabila laba perusahaan tercatat positif dan nilainya lebih kecil dari total nilai modal disetor, mengindikasikan kinerjanya kurang bagus. Terdapat dua kemungkinan, pertama, laba perusahaan selama ini kecil sehingga saldo laba yang diperoleh tidak berubah signifikan. Kedua, sebetulnya laba yang diperoleh cukup besar, tetapi karena perusahaan rajin membagikan dividen sehingga jumlah ekuitas yang diperoleh tidak bertambah,” jelasnya.

Ketujuh, Asset Turn Over (ATO) besar. ATO adalah penjualan atau pendapatan dibagi dengan total aset perusahaan. Semakin besar nilai ATO, makin akan semakin bagus. Oleh karena itu, investor dapat mencari saham perusahaan dengan nilai ATO yang besar.

“Kemudian NIM harus besar. NIM merupakan laba bersih perusahaan dibagi dengan pendapatan atau penjualan. Sebagai contoh, laba periode berjalan emiten ABCD adalah Rp578 miliar. Kemudian angka tersebut dibagi dengan penjualan emiten dalam 9 bulan yang Rp2,1 triliun. Lalu dari perhitungan tersebut nantinya dikali dengan 100% dan hasilnya adalah 27%. Artinya dari pendapatan senilai Rp1.000, perusahaan dapat memperoleh laba bersih sebesar Rp270,” jelasnya.

Ia menjelaskan beban pajak perusahaan juga harus di bawah 25% dari laba usaha. Perusahaan yang sahamnya layak dibeli harus menunjukkan tidak terlalu banyak beban yang perlu dibayar, contohnya tidak ada beban bunga utang. Akan tetapi, investor perlu berhati-hati jika ada perusahaan yang dikenai beban pajak tidak sampai 25% dari laba usahanya. Karena kemungkinan itu bukan perolehan laba riil, namun hanya tercatat di pembukuan saja.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *