Reporter: Agustian
Editor: Dedi HP
BENGKULU, tras.id – Laporan keuangan emiten menjadi hal penting dalam aktivitas investasi di Pasar Modal . Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu setelah proses audit. Investor diharapkan mampu membaca dan menganalisa laporan keuangan untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan bagus atau tidak, sehingga dapat menentukan kelayakan dari saham perusahaan terkait.
Investor dapat melihat laporan keuangan kuartalan atau tahunan dengan mengunduh pada tautan Laporan Keuangan atau website masing-masing perusahaan dan media massa nasional yang memuat laporan keuangan emiten.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Bengkulu Marina Rasyada menjelaskan ada beberapa indikator dalam laporan keuangan yang perlu dibaca untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan dalam kondisi baik atau sebaliknya.
“Pertama, perusahaan akan memperoleh kenaikan laba bersih atau laba di periode berjalan. Misalnya, laba bersih emiten ABCD pada periode 30 September 2020 mengalami kenaikan dibandingkan periode 30 September 2019,” jelas Marina Rasyada
Kedua, Return on Equity (ROE) atau tingkat pengembalian investasi. Setiap berinvestasi sebesar Rp1.000, maka akan menghasilkan keuntungan bersih minimal sebesar 15% atau lebih dalam setahun. ROE adalah indikator yang paling dasar dalam analisis fundamental.
“Jika ROE suatu perusahaan bagus, maka kemungkinan besar indikator lain di laporan keuangan perusahaan juga tercatat bagus. Akan tetapi, jika nilai ROE kurang dari 15%, berarti perusahaan tersebut tidak menguntungkan,” jelasnya.
Ketiga, perusahaan membayarkan dividen sebesar 30-40% atau lebih dari perolehan laba bersihnya. Data terkait pembayaran dividen ada yang ditampilkan dan ada yang tidak ditampilkan dalam laporan keuangan perusahaan.
“Investor perlu melihat total dividen yang dibagikan. Apabila perusahaan membayarkan dividen kurang dari 30-40%, maka akan dianggap terlalu kecil, tetapi, apabila jumlah yang dibagikan lebih dari 40% maka menunjukkan perusahaan tersebut sudah mature atau sudah tidak bisa bertumbuh lagi. Lalu, bagaimana sebaiknya? Carilah perusahaan yang membayarkan dividen tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil,” jelas Marina yang akrab disapa Mbak Ina.
Selanjutnya dijelaskan Ina adalah utang yang kecil. Utang di dalam laporan keuangan biasanya disebut liabilitas. Investor perlu mencermati apabila nilai liabilitas atau utang perusahaan lebih besar dari nilai ekuitasnya. Meskipun begitu, tidak semua laporan keuangan harus disamaratakan seperti itu. Sebab, ada saja yang menganggap wajar jika nilai utang sama dengan ekuitas.
“Kelima, memiliki utang dengan bunga yang kecil. Perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang memiliki utang dengan bunga yang kecil, seperti utang bank dan utang obligasi yang kecil. Hal ini dikarenakan pembayaran bunga utang akan menjadi beban operasional perusahaan sehingga akan menurunkan laba bersih,” ujarnya.
selanjutnya hal …2