Aktivis PMKRI sorot pengelolaan parkir di Kota Bengkulu.(foto: Andreas/tras.id)
Reporter: Herwan Saleh
Editor: Herwan Saleh
BENGKULU, tras.id – Carut marutnya pengelolaan parkir di Kota Bengkulu menjadi sorotan organisasi kepemudaan, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Bengkulu. Tak hanya seputar aksi nakal juru parkir dan potensi kebocoran PAD, PMKRI juga menyesalkan masih adanya aktivitas parkir liar.
Aktivis PMKRI Bengkulu, Kusyati simaremare mengutarakan banyak masyarakat yang menyesalkan aktivitas parkir liar itu. Sebab itu, ia minta walikota segera mengevaluasi sistem pengelolaan parkir di Bengkulu dan membasmi parkir liar.
“Masih sering dijumpai juru parkir yang datang hanya untuk minta retribusi parkir, tanpa memberikan pelayanan yang semestinya. Sebab itu kami minta segera dievaluasi,” ujarnya.
Menrutnya sesuai dengan Perda Kota Bengkulu Nomor 5 tahun 2019 tentang penyelengaraan perparkiran maka wajib ada kenyamanan yang diberikan. Ia juga minta walikota melakukan pengawasan terhadap pengolaan parkir yang ada di Bengkulu.
“Pelayanan parkit adalah untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pada masyarakat, jangan sampai juru parkir malah membuat resah masyarakat.,” ujarnya.
Hal yang juga disampaikan aktivis PMKRI lainnya, Yosep Hutapea. Ia minta ada pembenahan dalam pengelolaan sistem parkir. Menurutnya sudah saatnya Pemkot memberlakukan sistem pembayaran parkir non tunai untuk mencegah kebocoran dan parkir liar.
“Bila Pemkot menggunakan metode non tunai maka akan dengan mudah mendeteksi parkir liar. Keuntungannya tentu tidak ada PAD yang bocor,” ujarnya.(*)