Advertisment Image

Belajar dari Kisah Anjing Pemuda Ashhabul Kahfi

oleh:
SES / Chanel Inspirasi Al Quran

Setiap hari atau malam Jum’at kita disunnahkan membaca Surat Al-Kahfi. Pernahkah terbersit di dalam benak kita, mengapa ada anjing yang kisahnya ikut diabadikan dalam Surat Al-Kahfi tersebut? Apa hikmahnya? Apa keutamaan anjing tersebut hingga sampai ikut dikisahkan?

Jika kita tadabburi, akan kita temukan bahwa tidak ada amalan utama pada anjing tersebut, melainkan hanya satu saja, yaitu amalan sabar dalam mengikuti atau membersamai ashaabul kahfi. Itu saja. Anjing tersebut sangat beruntung. Ashabul kahfi yang menjadi tuannya adalah orang-orang yang shalih. Mereka lebih memilih menjaga agamanya, rela meninggalkan rumah, meninggalkan kampung halamannya, bersembunyi dan hidup di gua seadanya, demi menyelamatkan keimanannya.

Dari sini kita bisa mengambil sebuah ibrah yang sangat berharga. Bahwa hanya dengan sabar membersamai orang-orang yang shalih saja, maka kita akan bisa mendapatkan keutamaan yang besar.

Selanjutnya di dalam ayat lainnya Allah Ta’alaa berfirman:

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Q.S. Al Kahfi: 28).

Di dalam ayat ini terdapat perintah untuk berkawan dengan orang-orang baik (shalih), menundukan jiwa untuk berkawan dan bergaul dengan mereka, walaupun mereka orang yang miskin, karena sesungguhnya berkawan dengan mereka terdapat faedah-faedah yang tidak terbatas. Dari seekor anjing yang sepenggal kisahnya tertulis dalam Surat Al-Kahfi ini, sungguh kita bisa peroleh pelajaran dan hikmah yang luar biasa, yaitu keutamaan yang besar bergaul dan bersabar bersama orang shalih.

Indah sekali cara Allah mengajari kita tentang salah satu contoh sabar yang baik. “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” (QS. Al Ma’arij: 5). Mari senantiasa istiqamah menata hati, bersyukur serta bersabar dalam ketakwaan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *